Anna Mariana Berikan Pembekalan Kewirausahaan di Lingkungan PIPAS
JAKARTA, ITN- DALAM rangka meningkatkan kapasitas para istri pejabat di lingkungan Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM RI yang berada dalam organisasi Paguyuban ibu-ibu Pemasyarakatan (PIPAS) menyelenggarakan Kegiatan Rapat Umum PIPAS Pusat ke-5 dan Pembekalan pada 24-26 Januari 2018.
Acara yang dihadiri Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly ini diikuti lebih dari 200 orang. “Untuk menjadi seorang wirausahawan terutama pada ibu-ibu disini yang pertama harus punya modal, yakni semangat setelah sehat tentunya. Lalu percaya diri dan harus ada kemauan. Kalau tidak ada kemauan dan rasa percaya diri tentunya tidak ada hasil yang maksimal,” ujar Anna Mariana saat memberikan pembekalan bertema “Kewirausahaan” di Auditorium BPSDM Kementerian Hukum dan HAM di Jakarta, Kamis (25/1/18).
Pada kesempatan tersebut Anna memotivasi dan membangkitkan rasa percaya diri peserta yang hadir untuk mau berkarya mendukung karir suaminya menjadi wirausaha yang baik, menjadi perempuan yang mandiri, penuh inspiratif, dan menjadi contoh bagi anak-anaknya. “Kalau kita sukses dengan kemandirian kita, anak-anak tentunya akan mencontoh,” ungkapnya.
Anna mengatakan, “Perempuan itu sudah saatnya mempunyai jiwa enterpreneur. Masing-masing perempuan mempunyai talenta, namun bagaimana mengetahui kita harus gali, lalu kita wujudkan dan kita bentuk menjadi satu sistem bagaimana menjadi wirausaha atau pengusaha yang sukses”.
“Dibentuk dari awal modal awalnya, manajemen, sampai dengan pemasarannya yang merupakan satu mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Bagaimana membangun suatu usaha sampai dengan marketingnya tentunya dengan mengembangkan produknya,” jelas Anna yang selalu semangat ingin mempromosikan budaya Indonesia melalui kain tenun.
Sejak Desember 2016, Anna Mariana membuat terobosan baru. Perempuan kelahiran Solo ini mencetuskan lahirnya Tenun dan Songket Betawi. Dalam sejarah Betawi, memang tidak dikenal tradisi tenun maupun songket yang digarap secara hand made.
“Saya mencoba menciptakan tenun dan songket dengan mengambil motid ikon Betawi, seperti Monas, Ondel-ondel, dan lain-lain. Saya selalu ingin membuat ide-ide dan karya yang baik dan bagus. Sebelum ini Betawi hanya punya batik. Saya menggagas kain tenun dan songket yang selama ini tak dimiliki Betawi,” ungkapnya.
Selanjutnya Anna akan terus mengembangkan dunia songket yang seluruh binaannya ada di seluruh pelosok Indonesia. “Setelah mengembangkan songket Betawi, akan lanjut ke Jawa seperti Solo agar dunia wastranya juga terus berkembang tidak hanya punya batik tetapi juga punya produk songket yang hand made,” ujar Anna kepada Indonesiatripnews.com. (evi)