Ulang Tahun, Ini Doa dan Harapan Anna Mariana

 In News Online

RonaMagz.com – Momen bertambahnya usai adalah sesuatu yang sangat membahagiakan. Hal ini dirasa benar oleh tokoh dan juga pelopor songket Betawi, Anna Mariana. Di momen spesialnya tersebut dan bertepatan dengan nuansa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus malam pergantian tahun, dirinya menggelar syukuran dan doa bersama suami tercinta H. Tjokorda Ngurah Agung Kusumayudha, SH., MH, Msc, keluarga besarnya, anak yatim piatu dan janda-janda dhuafa.

Bertempat dikediamannya dibilangan Ampera, Jakarta Selatan. Seuntai doa dipanjatkan ibu 4 orang anak ini kepada sang pemberi hidup atas nikmat umur panjang, kesehatan dan kebahagian di hari lahirnya itu. “Malam ini, selain merayakan kelahiran saya bertepatan dengan malam pergantian tahun, sekaligus juga Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh bulan Desember ini. Ucap syukur kita panjatkan atas nikmat sehat dan karunia-Nya yang telah diberikan, serta harus tetap mawas diri. Masih banyak catatan pengabdian saya yang tertunda, dan harapan yang belum terpenuhi. Semoga saja, ditahun yang baru dengan semangat baru semuanya bisa terwujudkan,” jelas Anna yang bernama lengkap DR. Hj Anna Mariana SH, MH, M.B.A, Senin (1/1/2018).

Tak hanya itu, Anna pun berbagi sedikit ilmu yang dimiliki kepada semua tamu undangan yang hadir mengenai kekayaan budaya Betawi dan mengenal tentang peralatan, bahan-bahan, cara pewarnaan hingga cara membuat motif kain tenun dan songket. Ini dilakukannya sebagai bentuk bahwa mereka bisa bermanfaat untuk dirinya sendiri dan untuk orang banyak dengan cara mengembangkan budaya daerahnya sendiri.

“saya perkenalkan budaya-budaya betawi seperti kita kenal kan khas betawi itu ada ondel- ondel, untuk musiknya ada gambang kromong dan makanan atau kulineran betawi juga saya perkenalkan dan tersedia, dan juga saya berikan edukasi langsung mengenal peralatan tradisional dan pembuatan kain tenun dan songket sampai benang-benag alam yang digunakan untuk menenun dan mengongket, kemudian cara pewarnaan dan mengenal cara membuat motif kain tenun dan songket.

Hal ini saya lakukan karena mereka semua para anak santri dan santriawan juga janda dhuafa ini masih terlihat sangat produktif dan mampu untuk bekerja dan diberdayakan, mendapat pelatihan dan pembinaan untuk menenun dan menyongket untuk memajukan kampungnya yaitu betawi dan kota Jakarta ini,” tuturnya menjelaskan.

Diusianya yang tidak lagi muda, Anna masih terlihat cantik, sehat dan awet muda. Banyak potensi yang dimiliki wanita yang terbilang cukup enerjik ini, baik dari segi displin ilmu yaitu Lawyer hingga pembinaan dan penglola pengrajin kain tenun dan songket Indonesia, nyata masih menyimpan segudang mimpi yang belum ia wujudkan.

Salah satunya, memperjuangkan kelahiran tenun dan songket Betawi sebagai heritage warga Jakarta. Tak kurang, 33 tahun sudah ia habiskan waktu untuk melestarikan dan mengembangkan kain warisan nenek moyang Indonesia dan berharap nantinya akan ada Hari Tenun dan Songket Nasional layaknya Hari Batik.

“Hari Tenun dan Songket Nasional adalah cita-cita saya di tahun ini. Semoga Pemerintah tergelitik untuk segera mewujudkannya, jangan sampai seni kerajinan tenun dan songket merupakan tekstil tertua, dan berkembang sekitar 4000 tahun lalu di Indonesia, musnah tak berbekas karena ketidakpedulian kita.

Bukan itu saja, tenun dan songket hasil produksi masyarakat kita secara turun temurun yang memiliki nilai seni tinggi, dimana proses pengerjaannya butuh kesabaran, ekstra ketelitian serta waktu, malah di klaim oleh bangsa lain. Untuk itu, saya baik secara pribadi maupun nanti bersama dengan Pemerintah sesegera mungkin berusaha keras dan berjuang agar ‘kain tenun dan songket’ ditetapkan dan dikukuhkan sebagai warisan budaya milik Indonesia oleh UNESCO,” papar Anna, menambahkan penuh semangat.

Saat ini, wanita kelahiran Solo, 1 Januari 1960 mengambil peranan penting sebagai pelestari Tenun dan Songket Bali. Kurang lebih, 3000 motif dengan beragam jenis benang. Mulai dari benang emas, perak, katun, sutra dan kombinasi.

Ia pun saat ini telah membina lebih dari 5 juta pengrajin dari seluruh pelosok negeri dan saat ini sedang fokus untuk meregenerasi para pengrajin muda melalui kegiatan pencarian dan minat santriwati atau santriawan beberapa pesantren yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya untuk didik dan diasah ketrampilannya di Bali, hingga diharapkan nantinya mereka bisa mandiri sekaligus merawat warisan leluhurnya.

Source : http://www.ronamagz.com/profile/2018/ulang-tahun-ini-doa-dan-harapan-anna-mariana/

Recent Posts

Start typing and press Enter to search