Anna Mariana Perjuangkan Kain Tenun Dan Songket Indonesia Dikukuhkan UNESCO
Trenz Profile | Setiap malam pergantian tahun, menjadi moment paling spesial bagi tokoh dan pelopor perempuan yang belum lama ini memberi inspirasi dan inovasi baru dalam dunia tenun dan songket Betawi, Anna Mariana. Pasalnya, tepat pada pukul 00.01 WIB adalah hari ulang tahun atau kelahirannya yakni 1 Januari, 58 tahun lalu. Di dampingi sang suami yang ternyata juga baru merayakan hari kelahirannya tepat di Hari Natal pada 25 Desember lalu, H. Tjokorda Ngurah Agung Kusumayudha, SH., MH., Msc, berserta anak-anaknya. Anna memilih merayakannya berkumpul bersama para anak yatim, karabat dekat dan handai taulan.
Sebaris doa dipanjatkan kepada Allah SWT., serta puja puji dan bershalawat kepada junjungan Nabi Muhammad SAW menggema di Puri Ampera tempat kediamannya. “Malam ini, selain merayakan kelahiran saya bertepatan dengan malam pergantian tahun, sekaligus juga merayakan ulang tahun Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi yang jatuh bulan Desember ini. Ucap syukur kita panjatkan atas nikmat sehat dan karunia-Nya yang telah diberikan, serta harus tetap mawas diri. Masih banyak catatan pengabdian saya yang tertunda, dan harapan yang belum terpenuhi. Semoga saja, ditahun yang baru dengan semangat baru semuanya bisa terwujudkan,” jelas Anna yang bernama lengkap DR. Hj Anna Mariana SH, MH, M.B.A, Senin, 1 Desember 2018.
Anna yang terlihat tetap cantik, sehat dan awet muda di usia paruh bayanya ini, menunjukan sikap yang sederhana, murah senyum, ramah dan gigih sebagai wanita petarung untuk membawa perubahan. Banyak potensi yang dimiliki wanita enerjik ini, baik sebagai Lawyer, maupun sebagai Pembina dan Pengelola Pengrajin Tenun Kain dan Songket di Indonesia, masih menyimpan segudang mimpi yang belum tergali dan wujudkan. Diantaranya; perjuangan dalam mempelopori kelahiran kain tenun dan songket Betawi yang dirintisnya menjadi heritage warga Jakarta. Anna yang separuh lebih usianya dihabiskan untuk memelihara, menjaga dan mengembangkan kain tradisional nenek moyang bangsa Indonesia, berharap kelak ada ‘Hari Tenun & Songket Nasional‘ seperti Hari Batik.
“Hari Tenun dan Songket Nasional adalah cita-cita saya di tahun ini. Semoga Pemerintah tergelitik untuk segera mewujudkannya, jangan sampai seni kerajinan tenun dan songket merupakan tekstil tertua, dan berkembang sekitar 4000 tahun lalu di Indonesia, musnah tak berbekas karena ketidakpedulian kita. Bukan itu saja, tenun dan songket hasil produksi masyarakat kita secara turun temurun yang memiliki nilai seni tinggi, dimana proses pengerjaannya butuh kesabaran, ekstra ketelitian serta waktu, malah di klaim oleh bangsa lain. Untuk itu, saya baik secara pribadi maupun nanti bersama dengan Pemerintah sesegera mungkin berusaha keras dan berjuang agar ‘kain tenun dan songket’ ditetapkan dan dikukuhkan sebagai warisan budaya milik Indonesia oleh UNESCO,” papar Anna, menambahkan penuh semangat.
Anna Mariana, sosok wanita kelahiran Solo, 01 Januari 1960, mengambil peranan penting sebagai pelestari khususnya memperkenalkan Tenun dan Songket Bali. Sudah menekuni bidang ini lebih dari 33 tahun, dan sudah mendesian lebih dari 3000 motif dengan beragam jenis benang. Mulai dari benang emas, benang perak, benang katun, benang sutera dan benang kombinasi. Anna juga membina ribuan para pengrajin di pelosok negeri, dan berjuang membangun regenerasi baru para pengrajin muda melalui kegiatan pencarian dan minat santriwati atau santriawan beberapa pesantren yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya untuk didik dan diasah ketrampilannya di Bali, hingga diharapkan a mereka bisa mandiri sekaligus merawat tradisi leluhurnya.|Edo (Foto Dudut SP)